Perang antara Israel dan Iran tidak hanya mengguncang kawasan Timur Tengah, tetapi juga mengaktifkan berbagai kepentingan global. Sementara kedua negara menyerang demi mempertahankan posisi dan pengaruh, aktor-aktor lain justru memetik keuntungan atau menanggung kerugian dari konflik ini.
Perusahaan industri militer global menanggapi eskalasi ini dengan cepat. Mereka menawarkan sistem pertahanan udara, drone tempur, dan teknologi persenjataan lainnya ke negara-negara yang merasa terancam. Amerika Serikat, Rusia, dan bahkan Tiongkok mengirimkan sinyal kesiapan untuk menyuplai peralatan militer. Dalam hal ini, mereka spaceman slot memanfaatkan situasi untuk menaikkan penjualan dan pengaruh geopolitik.
Sebaliknya, negara-negara pengimpor energi seperti Jepang dan negara-negara Eropa menghadapi risiko serius. Ketika Iran mengancam stabilitas Selat Hormuz, harga minyak global melonjak. Situasi ini memicu inflasi dan menghambat pemulihan ekonomi pascapandemi. Investor global pun melarikan modal ke aset aman, yang menggoyahkan pasar keuangan di berbagai belahan dunia.
Di level paling tragis, warga sipil menanggung dampak paling nyata. Serangan udara dan blokade ekonomi mengganggu akses terhadap listrik, air bersih, dan kebutuhan dasar lainnya. Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, bahkan anggota keluarga. Mereka tidak memilih perang, tapi justru membayar harga tertingginya.
Dengan konflik ini, dunia kembali melihat bagaimana kepentingan politik dan ekonomi bisa mempermainkan nasib rakyat. Perang Israel-Iran bukan hanya duel militer, tetapi juga panggung global tempat berbagai kekuatan beradu pengaruh dan kepentingan.