Siapa sangka, dari sebuah kota industri di ujung barat Indonesia, muncul sebuah startup yang kini jadi perbincangan hangat di Silicon Valley. Batam, yang selama ini dikenal dengan kawasan industri manufaktur dan pelabuhan, tiba-tiba mencuri perhatian dunia teknologi berkat satu nama: CodeWave.
Yap, CodeWave adalah startup berbasis teknologi AI yang awalnya cuma berisi lima anak muda jago ngoding dari Batam. Berawal dari ide sederhana untuk membantu UMKM lokal bikin sistem kasir berbasis cloud, kini CodeWave sudah berekspansi ke berbagai negara dan bahkan dapat pendanaan dari investor top Silicon Valley.
Mimpi Besar yang Lahir dari Ruang Kecil
Ceritanya bermula tahun 2020, saat pandemi slot deposit 10k lagi puncak-puncaknya. Banyak UMKM di Batam kelabakan karena nggak bisa jualan offline. Lima sekawan—Dika, Reza, Andin, Kevin, dan Cika—akhirnya kepikiran bikin aplikasi kasir online yang bisa diakses lewat ponsel. Namanya waktu itu masih “KasirGo”.
Awalnya, mereka ngoding di rumah kontrakan sempit, sambil ngopi sachet dan makan mi instan. Tapi karena konsisten, pelan-pelan produknya mulai dipakai puluhan toko kecil di Batam. Setelah ikut beberapa inkubasi startup lokal, mereka pun mulai dikenal.
Pada tahun 2022, mereka rebranding jadi CodeWave dan mulai mengembangkan fitur AI untuk analisis penjualan dan prediksi stok barang. Di sinilah titik baliknya.
Dilirik Investor Asing Berkat Produk Cerdas
Keputusan buat pakai AI jadi langkah jitu. Produk mereka beda dari aplikasi kasir biasa. AI di CodeWave bisa ngasih insight kayak, “Barang A bakal habis stok minggu depan” atau “Diskon produk B bisa naikin penjualan 30% minggu ini”.
Fitur-fitur inilah yang bikin mereka viral di kalangan pelaku startup regional. Lalu entah bagaimana, sebuah artikel tentang mereka muncul di media teknologi di Singapura. Dari situ, para scout investor Silicon Valley mulai melirik.
Tahun 2024, CodeWave resmi mendapat pendanaan Seri A dari Quantum Pixel, sebuah VC teknologi dari San Francisco. Nilainya? Konon mencapai USD 4 juta! Gokil nggak tuh?
Kantor Kecil Rasa Dunia
Meski sudah go international, CodeWave masih setia sama Batam. Mereka tetap punya kantor pusat di daerah Nagoya, dengan vibe startup banget—ada bean bag, tembok dicat warna-warni, sampai ruang kerja tanpa sekat.
“Kita pengen tetap bawa identitas lokal, biar orang Batam juga bangga,” kata Reza, sang CTO, dalam sebuah wawancara. Tim mereka sekarang udah 40 orang lebih, dan terus merekrut talenta muda dari seluruh Indonesia.
Nggak cuma itu, mereka juga aktif ngadain workshop dan pelatihan gratis untuk anak-anak muda di Batam yang pengen belajar coding. Salut!
Dibicarakan di Silicon Valley
Yang bikin CodeWave makin keren, tahun ini mereka diundang presentasi di TechCrunch Disrupt 2025. Mereka jadi satu-satunya startup dari Indonesia yang tampil di panggung utama!
Presentasi mereka soal “AI for Micro Business” dapat standing ovation dari para panelis. Bahkan, salah satu juri bilang, “CodeWave is solving a real-world problem in a scalable way. This is what the future of tech should look like.”
Dari situ, makin banyak investor dan media teknologi global yang mulai ngeh kalau Indonesia—khususnya Batam—punya talenta hebat.
Penutup: Bukti Anak Daerah Bisa Mendunia
Kisah CodeWave ini beneran jadi inspirasi. Bahwa asal punya visi, tekad, dan tim yang solid, siapa pun bisa bikin gebrakan—nggak harus dari Jakarta, nggak harus kuliah di luar negeri.
Dari ruang kecil di Batam, sekarang CodeWave bikin geger Silicon Valley. Semoga kisah ini jadi pemicu semangat buat startup lokal lainnya untuk terus berkarya dan nggak ragu buat mimpi besar.
Siapa tahu, startup kamu selanjutnya yang viral dan diundang ke panggung dunia?